Sunday, March 1, 2015

Transport Air Dalam Tubuh Tanaman


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tumbuhan akan terus berusaha untuk selalu tumbuh dan berkembang demi kelestarian hidupnya. Pertumbuhan tanaman selalu melakukan metabolisme untuk membuat makanan dan menyimpannya dalam bentuk cadangan makanan. Tanaman dalam membuat makanannya sendiri atau fotosintesis memerlukan cahay sebagai penyuplai energi, karbon dioksida sebagai bahan utama fotosintesis, begitu juga dengan air yang diserap bersamaan dengan unsur hara. Air diperoleh oleh tanaman dari dalam tanah melalui akar baik secara mass flow, difusi ataupun intersepsi akar.
Tanaman membutuhkan lingkungan yang sesuai agar bisa tumbuh. Lingkungan disekitar akan mempengaruhi metabolisme tanaman yang secara tidak lansung juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman yang cocok dengan lingkungannya akan tumbuh dengan sehat sedangkan tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak sesuai maka pertumbuhannya akan terhambat.
Metabolisme dalam tubuh tanaman terjadi sejak tanaman tersebut masih berupa kecambah hingga tanaman berhenti tumbuh atau mati. Proses metabolism yang paling penting bagi tanaman adalah proses fotosintesis, karena proses ini yang menjadikan tanaman bisa hidup. Proses ini juga yang menjadikan tanaman menjadi produsen dalam rantai makanan karena kemampuannya dalam mengubah bahan – bahan kimia dalam tanah atau di udara menjadi bahan makanan.
Proses fotosintesis ini tidak terlepas dari air yang menjadi bahan utama selain karbon dioksida. Air yang diserap oleh akar tanaman membutuhkan suatu proses dimana air itu bisa sampai ke daun yang menjadi tempat fotosintesis. Proses tersebut disebut transport air. Pengangkutan air bukan hanya dari akar ke daun melainkan mengangkut hasil dari proses fotosintesis yang ada di daun ke seluruh tubuh tanaman.
Hasil dari fotosintesis yang diangkut melalui jaringan pengangkut akan ditempatkan pada bagian tanaman yang muda. Sel tanaman muda akan mudah membelah dan membuat tanaman akan bertambah tingginya. Pertambahan tinggi inilah yang akan membuat tanaman bisa mendapat sina matahari untuk melakukan fotosintesis yang secara bersamaan transport air akan terus berlangsung.
Setiap tanaman pasti memiliki pembuluh angkut didalam tubuhnya meskipun bentuk dan letaknya berbeda antara tanaman satu dengan tanaman lainnya. Namun meskipun berbeda bentuk dan letaknya, pembuluh angkut tetap berfungsi sebagai pengangkut air dan hasil fotosintesis.

1.2  Tujuan
Untuk mempelajari peristiwa transport air pada batang tanaman


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman dalam proses hidupnya akan selalu tumbuh dan tidak punya batasan seperti mahluk hidup lainnya. Banyak hal yang dilakukan tanaman secara terus menerus selama proses pertumbuhannya seperti tanaman akan selalu melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhannya. Selama fotosintesis berlangsung maka maka tanaman akan selalu menyerap air dan mengeluarkannya pada saat transpirasi. Kehilangan air pada pada tanaman adalah akibat dari fiksasi karbon. Karbon dioksida adalah gas yang memberikan karbon penting bagi tanaman untuk pertumbuhan ( Harjadi, 1983 ). Gas karbon dioksida inilah yang dipakai oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis tang hasilnya akan disimpan dalam bentuk cadangan makanan pdengan bentuk buah, umbi dan lain sebagainya.
Tanaman mendapat seluruh kebutuhan hidupnya sebagian besar dari dalam tanah dan dari udara. Unsur yang diambil dari udara berupa nitrogen, oksigen dan karbon dioksida yang semuanya merupakan bahan utama dalam metabolisme yang berbeda. Unsur hara yang berada dalam tanah jauh lebih banyak yang diambil bersamaan dengan air. Dalam situasi normal, air akan masuk kedalam tanaman melalui akar dalam bentuk cairan dan akan meninggalkan tanaman dalam bentuk gas atau uap melalui daun, batang, dahan dan bagian lain tanaman. Namun air juga bisa masuk melalui daun pada tanaman tertentu seperti pada tanaman kaktus ( Darmawan, 2010 ).
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan tanaman melalui stomata. Transpirasi ada dua yaitu transpirasi stomata dan transpirasi kutikula ( Tjitrosomo, 1985 ). Dua macam transpirasi ini sama hanya berbeda tempat keluarnya air. Dianatara kedua macam transpirasi ini, transpirasi yang lebih sering terjadi adalah transpirasi stomata. lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata pada daun ( Lerstari, 2006 ). Hal itu terjadi karena stomata menjadi tempat utama bagi terjadinya pertukaran antara gas oksigen dan karbon dioksida sehingga sangat memungkinkan uap air ikut keluar bersama gas tersebut.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi transpirasi termasuk transport air atau pengangkutan air dam tubuh tanaman itu sendiri. Laju transport air akan berlangsung secara cepat jika respirasi tanaman berlangsung optimal ( Lakitan, 2011 ). Sehingga seluruh rangkaian metabolisme yang terjadi dalam tubuh tanaman akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Transport air yang terjadi dalam tubuh tanaman membantu tanaman dalam proses pertumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti fotosintesis tanaman, air yang berada dalam tanah bisa menuju ke daun karena adanya transport air dari akar menuju ke daun, begitu juga dengan pengedaran bahan makanan dari daun ke seluruh bagian tanaman. Laju transport air dan hara menurun jika air yang berada di tanah, akar, daun dan udara menurun (Taiz dan Zeiger dalam Prihastanti, 2010).
Jika lingkungan disekitar tanaman kering maka terdapat dua macam respon dari tanaman yang dapat memperbaiki keadaan kekurangan air yaitu pertama, tanaman  akan mengubah jalur distribusi asimilat baru ke akar untuk mempercepat pertumbuhan akar dengan mengorbankan pertumbuhan tajuk, sehingga akar dapat menyerap air dengan kapasitas yang tinggi serta menghambat pemekaran daun untuk mengurangi transpirasi. Kedua, tanaman akan mengatur lebar pembukaan stomata untuk menghambat kehilangan air lewat transpirasi ( Mansfield dan Atkinson dalam Meutia dkk, 2010 ).
Kekeringan tentu menjadi masalah utama bagi tanaman karen dengan tidak adanya air membuat tanaman harus menghemat sumber daya yang ada agar tidak terjadi habisnya sumber daya dan akhirnya membuat tanaman menjadi mati. Kekeringan tentu bukan terjadi karena tidak ada air melainkan karena tanah tidak bisa mengikat air yang ada seperti tanah pasir. Kemampuan tanah yang rendah untuk menahan air akan membuat air tidak tersedia bagi tanaman dan akan mengurangi laju transpirasi sebagai respon dari tanaman ( hasanah, 2010 ).
Selain karena faktor fisiologis dan alam, manusia juga turut berperan dalam terjadinya proses transpirasi tanaman dengan cara budidayanya. Sistem budidaya tanaman haruslah memperhatikan kondisi alam sekitar agar tanaman bisa tumbuh dengan optimal karena segala kebutuhannya terpenuhi. Jarak tanam yang renggang memberikan keleluasaan angin untuk mempercepat proses transpirasi (Yosida dalam Nurlaili, 2011).

BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan pada hari kamis tanggal 29 Maret 2013 pada pukul 07:45 WIB bertempat di Laboratorium Fisiologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Timbangan analitik ketelitian 0.01 g
2. Botol kaca
3. Pisau tajam
4. Penggaris

3.2.2 Bahan
1. tanaman pacar air
2. Eosin ( Pewarna merah )
3. Air
4. Paraffin padat

3.3 Cara Kerja
1.      Menyiapkan batang tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm ( menghilangkan daun dan bunga seluruhnya ) dan batang tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm dengan membiarkan organ – organ seperti daun dan bunga
2.      Memotong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air dengan pisau yang tajam dan segera memasukkan potongan tanaman tersebut pada botol yang telah berisi air dan eosin. Memberi jarak ± 2 cm pangkal bawah dari dasar botol
3.      Memberi paraffin padat ( malam ) pada mulut botol untuk menghindari kemungkinan terjadinya penguapan. Melakukan pengamatan setiap 45 menit sekali dengan cara menimbang botl beserta perlengkapannya dan mencatat serta mengamati perubahan warna pada batang tanaman akibat pemberian eosin. Mengulangi pengukuran sebanyak 2 kali ( 2 x 45 menit )

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kelompok
Perlakuan
Berat Awal
Berat Akhir
1
Dikupir
554 g
550 g
2
Tidak Dikupir
543 g
542 g
3
Dikupir
538 g
537.3 g
4
Tidak dikupir
592 g
592.5 g

4.2 Pembahasan
Air merupakan bagian penting dalam kehidupan seluruh mahluk mahluk hidup termasuk bagi tumbuhan. Bagi tumbuhan, air memiliki peranan sebagai 1) penyusun protoplasma sel tanaman dimana molekul – molekul dalam protoplasma seperti karbohidrat, protein dan pektin membentuk struktur unik yang berasosiasi dengan air; 2) melarutkan unsur – unsur hara yang diperlukan oleh tanaman; 3) media untuk mengengkut unsur hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah dan mengengkut unsur – unsur hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman; 4) menstabilkan suhu dalam tubuh tanaman karena tanaman dalam hidpunya menangkap sinar matahari sehingga suhu naik dan air yang ada dalam tubuh tanaman yang menstabilkannya agar tidak terlalu panas yang bisa menyebabkan enzim dalam tanaman tidak berfungsi dan tanaman bisa layu permanen; 5) sebagai bahan utama dalam proses – proses metabolisme seperti fotosintesis dimana molekul air dipecah dan dapat menghasilkan electron yang menjadi energy setelah bergabung dengan molekul lain; dan 6) sebagai sistem hidrolik dimana air memiliki tekanan yang bisa berfungsi untuk membuka dan menutupnya stomata.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari jaringan tanaman dalam bentuk uap air. Transpirasi ada 2 macam yaitu transpirasi stomata dan transpirasi kutikula namun 90 % transpirasi terjadi melalui stomata karena stomata merupakan gerbang keluar masuknya udara ( Lerstari, 2006 ). Transpirasi terjadi karena adanya transport air yang ada dalam tubuh tanaman dimana air yang keluar dalam bentuk uap adalah air yang berada di bagian pinggir daun yang dekat dengan stomata yang pada asanya adalah air yang berada dalam tanah. Transpirasi terjadi bersamaan dengan membukanya stomata ketika masuknya karbon dioksida. Bagian pinggir.
Faktor yang mempengaruhi transpirasi ada yang bersifat internal dan ada pula yang bersifat eksternal, yang internal adalah luas permukaan daun, daya tutup dan buka stomata dan jumlah stomata. daun merupakan tempat stomata yang memiliki fungsi untuk mengambil karbon dioksida dari udara, semakin banyak dan lebar daun yang dimiliki tanaman maka transpirasi yang terjadi juga semakin. Sedangkan daya membuka dan menutup stomata juga berpengaruh karena stomata adalah gerbang keluar masuknya udara sehingga air yang ada menguap. Semakin besar daya membukanya maka transpirasi berlangsung lebih cepat begitu juga sebaliknya jika daya menutupnya yang lebih besar maka transpirasinya lebih kecil. Faktor luar yang berpengaruh terhadap transpirasi adalah intensitas cahaya, suhu, angin dan kelembaban. Intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman akan membuat suhu tanaman menjadi naik dan penguapan bertambah cepat. Kelembaban disekitar tanaman akan mempengaruhi tanaman, semakin lembab maka transpirasi akan semakin lambat dan akan cepat jika kelembaban rendah. Yang terakhir adalah angin, kecepatan angin yang melewati tanaman akan mempercepat transpirasi karena ketika stomata membuka, uap air akan cepat terbawa oleh angin.
Tempat bagi transport air adalah xylem dan floem. Xylem memiliki fungsi sebagai pengangkut air dari dalam tanah dan membawanya ke daun untuk diproses dalam metabolisme tanaman dan sebagai penguat batang tanaman. Sedangkan floem memiliki fungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis yang belangsung di daun dan mengedarkannya ke seluruh tubuh tanaman terutama bagian tanaman yang bisa tumbuh dan juga diangkut ke tempat penyimpanan cadangan makanan.
Transpirasi yang terjadi pada pengamatan menjukkan bahwa tanaman melakukan transpirasi. Intensitas cahaya mempercepat terjadinya transpirasi yang terbukti dengan penurunan berat dari media beserta tanaman setelah ditaruh ditempat dengan intensitas cahaya tinggi. Pada perlakuan tanaman yang dikupir dan tidak dikupir lebih cepat pada tanaman yang dikupir karena transpirasi 90 % terjadi di stomata ( Lerstari, 2006 ).

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari jaringan tanaman dalam bentuk uap air yang dipengaruhi oleh lebar daun, banyak daun, jumlah stomata, suhu, kelembaban, angin, dan suhu.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin banyak daun yang dimiliki tanaman maka transpirasi yang terjadi semakin cepat karena sebagian besar transpirasi terjadi lewat stomata.
5.2 Saran
Waktu untuk praktikum disesuaikan dengan prosedur kerja praktikum agar hasilnya lebih meyakinkan.

DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, J dan Baharsjah, J, S. 2010. Dasar – Dasar fisiologi Tanaman, SITC, Jakarta
Harjadi, S.S. 1983. Pengantar Agronomi, PT Gramedia, Jakarta
Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64, Balitbiogen, Bogor. Biodiversitas 7 (1) : 44
Meutia, Siti Anisa dkk. 2010. Uji Toleransi Beberapa Genotipe Padi Lokal Sumatera Barat terhadap Cekaman Kekeringan, Universitas Andalas. jurnal 3 (2) : 75
Nurlaili, 2011. Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification  (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam, Univ. Baturaja. Agronobis 3 (5) : 25
Prihastanti, Erma. 2010. Kandungan Klorofil Dan Pertumbuhan  Semai kakao (Theobroma cacao L.) Pada Perlakuan Cekaman Kekeringan Yang Berbeda, Undip Diponegoro. Bioma 12 (2) : 36
Tjitrosomo, S.S dkk. 1985. Botani Umum 2, Angkasa, Bandung



Uswah, Hasanah dkk. 2010. Pertumbuhan Awal Dan Evapotranspirasi Aktual  Tanaman Tomat (Lycopersi Cum Escul Ent Um Mi Ll ) Pada Berbagai Ukuran Agregat Inceptisols , univ. Tadulako, Sulteng. Agroland 17 (11) : 16

0 comments:

Post a Comment

Labels

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com