Monday, February 23, 2015

RESPON TANAMAN TERHADAP PEMUPKAN LEWAT DAUN (FOLIAR FEEDING)


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman meruapakan mahluk hidup yang berbeda dari mahluk hidup lainnya meskipun disebut mahluk hidup namun tanaman tidak bisa bergerak secara aktif. Pergerakan tanaman hanyalah gerak pasif yang dipengaruhi oleh cahaya maupun gravitasi. Keadaan ini membuat tanaman harus mampu beradaptasi dengan baik terhadap tempat dimana ia tumbuh agar tetap bisa bertahan hidup.
Adaptasi tanaman meliputi pada ketersediaan air dan hara dalam tanah yang bisa diserap oleh tanaman. Alat atau organ tanaman yang digunakan oleh tanaman untuk menyerap air dan hara adalah akar. Namun tidak selamanya akar bisa menyerap hara yang ada di tanah karena beberapa sebab seperti letak hara dalam tanah yang jauh dengan perakaran atau terikat oleh partikel – partikel lain sehingga tidak bisa ditarik oleh akar tanaman.
Unsur hara dalam tanah sendiri saat ini semakin berkurang karena pertanian yang dilakukan secara intensif sedangkan penyediaan unsur hara oleh tanah sendiri berlangsung lambat. Faktor lainnya adalah eksploitasi hara dari tanah tanpa adanya pengembalian yang pada akhirnya mengharuskan adanya penambahan unsur hara secara eksternal seperti melalui pemupukan pada tanah. Pupuk yang ditambahkan kedalam tanah bisa berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Kebanyakan petani lebih memilih menggunakan pupuk anorganik karena lebih mudah mendapatkannya tanpa harus membuat meskipun secara ekonomi lebih mahal.
Penambahan unsur hara kedalam tanah tidak semuanya merupakan hal yang tepat karena belum tentu pemberian pupuk tersebut mampu diserap oleh tanaman seluruhnya. Beberapa faktor yang membuat pemberian pupuk kedalam tanah menjadi tidak efektif adalah kebutuhan tanaman akan suatu hara tertentu mendesak atau butuh dalam waktu cepat sedangkan akar dalam penyerapa hara membutuhkan waktu yang agak lama. Faktor yang kedua adalah kondisi tanah tempat tanaman tumbuh tidak mampu untuk memegang hara dalam waktu lama karena struktur tanahnya beruapa tanah berpasir dimana tanah berpasir merupakan tanah yang memiliki porositas tinggi dan tidak terlalu bagus untuk memegang hara dan air sehingga pupuk yang diberikan kedalam tanah akan tercuci (leaching) ataupun menguap jika pupuk yang diberikan berupa pupuk nitrogen sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Oleh karena itu perlu suatu inovasi dimana pemupukan tidak hanya dilakukan melalui penambahan kedalam tanah. Pemupukan lain juga bisa dilakukan melalui daun tanaman atau dikenal dengan foliar application atau foliar feeding.

1.2 Tujuan
1.      Untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman akibat pemberian pupuk lewat daun
2.      Untuk mengetahui konsentrasi pemupukan lewat daun yang tepat (optimum) dengan dosis yang sama pada tanaman



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman dalam proses hidupnya selalu berhubungan dengan unsur hara baik untuk pertumbuhan, perkembangan maupu proses metabolisme lainnya. Namun, saat ini banyak lahan yang produktif bagi tanaman dimana ketersediaan unsur haranya optimal hilang karena berbagai faktor seperti degrdasi lahan maupun alih funsi lahan. Keadaan itu diperparah dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang membuat lahan pertanian yang awalnya memakai sistem konvensional karena lahan yang tersedia masih luas berubah menjadi lahan non-konvensional dengan lahan yang sempit namun produksi tetap harus tinggi sehingga pemupukan lewat daun bisa menjadi solusi dari masalah produksi yang dituntut tinggi (Aali et al, 2013).
Pemupukan sendiri awalnya adalah suatu usaha yang dialkukan oleh pembudidaya tanaman untuk membuat tanaman bisa mendapat unsur hara yang cukup. Unsur hara atau nutrisi tanaman memegang peranan penting dalam seluruh proses kimia yang terjadi dalam metabolisme tanaman baik dalam proses fotosintesis, respirasi maupun proses – proses lain dalam tubuh tanaman yang digunakan oleh tanaman untuk tetap hidup (El-Metwally et al, 2010).
Penambahan pupuk sebagai pemenuhan kebutuhan tanaman akan hara bisa dengan dua macam cara yaitu penambahan pupuk melalui akar tanaman dan daun. Pemupukan melalui daun merupakan suatu alternatif pemupukan karena kenyataannya pemupukan lewat tanah terkadang kurang efektif, karena unsur hara yang diberikan lewat akar sering mengalami pencucian dan penguapan serta terikat oleh partikel – partikel tanah yang berakibat pada tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman (Jumini dkk, 2012).
Pemupukan merupakan suatu jalan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan unsur hara yang dialami oleh tanaman (Nasaruddin dan Rosmawati, 2011). Tanaman sendiri menyerap unsur hara yang ada pada media tanam yang ia tempati, sehingga media tanam memegang peranan penting. Namun tidak semua media tanam mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap sehingga kebutuhan tanaman tidak dapat tercukupi (Nurmas dan Fitriah, 2011).
Pada daun tanaman teradapat stomata yang bisa membuka dan menutup. Stomata digunakan oleh tanaman untuk menyerap gas baik oksigen maupun CO2 dari udara serta sebagai jalan bagi terjadinya penguapan. Ketika stomata terbuka maka evapotranspirasi yang akan mempengaruhi tekanan turgor sel sehingga menjadi layu. Salah satu penyebab tekanan turgor menurun adalah volume air yang hilang akibat penguapan di daun. penguapan erat kaitannya dengan panas  matahari dan kecepata angin berhembus. Jika matahari terlalu terik atau angin bertiup terlalu kencang maka penguapan akan banyak terjadi. Air yang berada di  daun akan cepat berkurang sehingga mengakibatkan tekanan turgor berkurang. Berkurangnya tekanan turgor pada daun akan membuat stomata menutup. Bila daun tersebut disemprot air maka tekanan turgornya akan naik sehingga stomata membuka dan mengganti cairan yang hilang selama penguapan dengap menyerap air yang disemprotkan. Kalau yang disemprotkan bukan air, tetapi larutan pupuk maka tanaman akan menyerap air dan zat – zat makan yang dibutuhkannya untuk pertumbuhan. Itulah sebabnya dikatakan penyerapan pupuk lewat daun lebih cepat. Oleh karena itu untuk pupuk yang cepat menguap seperti nitrogen akan sangat baik kalau diberikan lewat daun (Marsono, 2008).
Pemupukan lewat daun erat kaitannya dengan terik matahari dimana semakin terik sinar matahari maka proses penguapan akan semakin cepat sehingga larutan pupuk yang disemprotkan akan cepat mengering. Apabila kadar larutan menjadi lebih pekat dan melampaui ambang batas toleransi tanaman, maka tanaman tersebut akan keracunan oleh larutan pupuk yang pekat (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan pupuk daun ialah bahwa pada pupuk daun terdapat unsur hara mikro yang pada umumnya tanaman sering mengalami defisiensi jika unsur hara mikro hanya mengambil dari pupuk yang diberikan lewat akar karena pupuk – pupuk yang diberikan melalui akar kebanyakan berisi hara makro (Marsono, 2008).

BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini berjudul “Respon Tanaman Terhadap Pemupukan Lewat Daun (Foliar Feeding)” dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Dasar pada hari Sabtu, 26 oktober 2013 pada pukul 10.00 wib.

2.2  Alat dan Bahan
2.2.1        Alat
1.      Polibag (60 x 40 cm)
2.      Timbangan
3.      Pipet
4.      Sprayer 1000 ml
5.      Beaker glass
6.      Gelas ukur

2.2.2        Bahan
1.      Bibit tanaman sawi umur 2 minggu
2.      Pupuk daun baypolan
3.      Pasir Steril
4.      Aquades

2.3  Cara Kerja
1.      Mempersiapkan alat dan bahan praktikum
2.      Mengisi polibag dengan 5 kg pasir steril dan tanam bibit sawi tanaman yang berumur dua minggu
3.      Mempersiapkan pupuk daun dengan 4 perlakuan, yaitu 0 ml/l; 1,5 ml/l; 3ml/l; dan 4,5 ml/l aquadest dan menyemprotkan secara merata pada tiap-tiap perlakuan dengan interval 3 hari (satu kali aplikasi penyemprotan) selama 1 bulan,
4.      Memberikan pupuk daun dengan konsentrasi 0 ml/l (kontrol); 1,5 ml/l; 3 ml/l; dan 4,5 ml/l, kemudian menyiram selama dua kali sehari dengan interval 3 hari
5.      Melakukan pemiliharaan, pemberantasan hama dan penyakit yang mungkin menyerang tanaman sawi

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman sawi

HST
Perlakuan
Kontrol
1,5 ml/l
3 ml/l
4,5 ml/l
H0
4.17
5.25
4.67
4.75
H3
6.17
3.08
2.67
6.17
H6
9.33
7.80
4.50
9.67
H9
10.77
10.15
10.67
10.17
H12
12.58
13.08
13.25
13.65
H15
14.50
14.75
14.50
8.32
H18
19.17
16.40
15.60
9.95
H21
16.35
15.45
18.62
15.17
H24
15.03
15.68
21.30
16.35

Tabel 2. Rerata jumlah daun tanaman sawi

HST
Perlakuan
Kontrol
1,5 ml/l
3 ml/l
4,5 ml/l
H0
5.33
5.83
5.50
5.50
H3
5.83
5.67
6.33
6.50
H6
6.33
7.00
7.33
6.83
H9
7.33
7.33
7.00
7.50
H12
8.50
7.50
8.33
8.00
H15
8.17
7.50
8.33
8.33
H18
9.17
7.83
9.00
8.17
H21
9.50
9.17
9.33
8.67
H24
10.33
9.33
10.17
9.00



Tabel 3. Rerata panjang daun tanaman sawi

HST
Perlakuan
Kontrol
1,5 ml/l
3 ml/l
4,5 ml/l
H0
1.32
1.34
1.35
1.13
H3
1.65
3.17
1.51
2.04
H6
2.16
2.02
1.73
2.58
H9
2.83
2.35
2.47
2.65
H12
3.30
3.39
3.62
3.59
H15
3.99
3.80
3.68
3.80
H18
4.56
4.28
4.33
4.92
H21
5.26
5.25
5.18
4.51
H24
5.55
5.84
5.42
5.24
Tabel 4. Rerata lebar daun tanaman sawi

HST
Perlakuan
Kontrol
1,5 ml/l
3 ml/l
4,5 ml/l
H6
1.66
1.30
1.24
1.60
H9
1.82
1.50
1.70
1.67
H12
1.91
1.65
1.95
1.95
H15
2.36
2.07
2.29
2.02
H18
2.87
2.29
2.50
2.49
H21
3.13
2.87
2.97
2.70
H24
3.33
3.07
3.07
2.98

4.2 Pembahasan
                  Data hasil pengamatan pada pengaplikasian pupuk daun pada tanaman sawi menunjukkan hasil yang berbeda antar perlakuan. Perlakuan kontrol (tanpa pupuk daun) menunjukkan hasil yang normal pertumbuhan tanaman sawi sebagai pembanding bagi perlakuan yang lain dimana pada tinggi tanaman, perlakuan kontrol menunjukkan hasil yang tidak begitu buruk dan terus mengalami kenaikan tinggi yang cukup signifikan setiap harinya. Namun pada perlakuan pemberian pupuk daun dengan konsentrasi 1,5 ml/l dan 4 ml/l menunjukkan hasil yang sama dengan perlakuan lain H15 namun tidak begitu meningkat pada hari selanjutnya sehingga tingginya tidak lebih baik dari perlakuan kontrol. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan 3 ml/l pupuk daun dimana tinggi tanaman terus mengalami kenaikan hingga hari terakhir pengamatan dan lebih tinggi dari perlakuan lain yaitu mencapai 21,30 cm.
Parameter pengamatan lainnya seperti jumlah dan panjang daun memberikan data yang tidak berbeda antar perlakuan dan semua hasilnya tidak berbeda secara nyata sehingga penggunaan pupuk daun tidak mempengaruhi jumlah dan panjang daun tanaman. Berbeda halnya dengan lebar daun yang menunjukkan hasil perlakuan kontrl memiliki hasil yang paling tinggi dari awal pengamatan hingga akhir pengamatan.sedangkan hasil yang paling rendah adalah pada perlakuan 4 ml/l pupuk daun.
Foliar feeding atau foliar application merupakan suatu metode dalam pemupukan dimana pupuk yang biasanya diberikan lewat tanah atau media tanam diberikan melalui daun tanaman. Pemberian pupuk lewat daun merupakan suatu langkah yang diambil dengan beberapa perhitungan seperti tanaman tidak bisa mengambil unsur hara dari tanah karena tekstur tanah atau yang lain serta sebagai tindakan kuratif bagi tanaman yang mengalami defisit unsur hara dan bersifat darurat. Pupuk daun berisi bahan atau unsur yang diperlukan oleh tanaman dengan cara diberikan melalui penyemprotan langsung pada bagian bawah daun sehingga langsung diserap oleh tanamanSebelum pengaplikasian, pupuk daun harus diencerkan terlebih dahulu sesuai dengan dosis tanaman karena jika terlalu pekat maka akan membuat daun tanaman menjadi gosong dan kering karena adanya perpindahan molekul air dari daun ke pupuk.
Foliar feeding memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan pemupukan lewat tanah atau mediaKelebihan pemberian pupuk lewat daun adalah pupuk yang diberikan akan lebih cepat diserap oleh tanamandapat diberikan pada tanaman yang ditanam pada media yang kurang bisa menahan unsur hara karena struktur serta sifat tanah yang kurang baik bagi tanamanpengaruh atau efek dari pemupukan lebih cepat terlihat dibandingkan denga pemupukan lewat akarpengaplikasian pada tanaman lebih terkontrol dan sesuai dengan tingkat kebutuhan tanamanSedangkan kekurangan dari pemupukan lewat daun yaitu jika dosis pupuk yang diberikan tidak sesuai maka akan merusak daun tanaman atau tidak memberikan efek apapun, pupuk lebih cepat hilang karena penguapan maupun pencucian oleh airTidak semua pupuk daun aman untuk langsung dikonsumsi ketika menepel pada bagian tanaman seperti sayuran sehingga perlu dicuci terlebih dahulu. Pemilihan pupuk yang lebih aman perlu dilakukan agar tidak meracuni.
            Masuknya pupuk yang diberikan lewat daun dimulai dari terjadinya difusi dan osmosis antara partikel pupuk dengan partikel air dalam daun. Partikel pupuk yang berada pada daun akan berubah tekanan partikelnya menjadi lebih lemah sehingga bentuknya tidak bulat melainkan lebih lonjong sehingga bisa masuk melalui lubang ectodesmata, yaitu lubang kecil yang berada tersebar di sekitar stomata (Nasaruddin dan Rosmawati, 2011). Membukanya stomata dipengaruhi oleh tekanan turgor dimana ketika tekanan turgur meningkat maka stomata akan terbuka sehingga pupuk bisa masuk. Tekanan turgor sel yang menurun akan menyebabkan stomata menutup kembali. Penutupan stomata dipegaruhi oleh cahaya matahari yang terik akan mengakibatkan terjadinya penguapan sehingga tekanan turgor menjadi menurun dan stomata pun menutup, sehingga pada saat cuaca yang terlalu terik ditambah dengan angin yang kencang akan mengakibatkan penguapan yang cepat dan akan menyebabkan stomata menjadi menutup untuk mencegah terjadinya penguapan lebih lanjut. Pengaplikasian pupuk daun dianjurkan untuk dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan serta menghindari stomata yang menutup sehingga pupuk tidak bisa diserap tanaman.
Pemupukan yang dilakukan oleh petani umumnya masih dilakukan melalui media tanam seluruhnya. Pemupukan tidak selalu harus diberikan lewat media tanam karena tidak semua media mendukung untuk dilakukan pemupukan lewat media. Hal itu karena struktur tanah yang tidak mendukung untuk masuknya unsur hara kedalam tanah serta tanah yang tidak mampu memegang hara dalam waktu lama sehingga akar tidak bisa menyerapnya. Jika kekurangan unsur hara menunjukkan gejala yang sudah cukup parah maka pemupukan lewat media tanam tidak cukup karena penyerapan oleh tanaman membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga bisa saja tanaman mati terlebih dahulu. Maka pemupukan lewat daun merupakan suatu inovasi bagi pemupukan yang kurang efektif jika diberikan lewat media tanam. Pemupukan lewat daun dianjurkan sebagai pupuk tambahan bagi tanaman dan bukan sebagai pemupukan utama karena penyerapan hara lewat daun bersifat terbatas. Pemupukan lewat daun lebih cepat diserap oleh tanaman sehingga mampu mengobati defisiensi hara yang dialami tanaman lebih cepat. Adanya pemupukan yang mampu mengatasi defisiensi hara karena pemupukan lewat media tanam akan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatifnya sehingga produksi dari tanaman juga akan meningkat.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa perlakuan terbaik adalah 3 ml/l dan perlakuan terburuk adalah 4,5 ml/l
2.      Foliar feeding merupakan suatu inovasi dalam pemupukan yaitu pupuk diaplikasikan lewat daun. Kelebihannya adalah pupuk lebih cepat diserap oleh tanaman, efek pemupukan lebih cepat terlihat, dan bisa diberikan pada tanaman yang ditanam pada media yang kurang bisa menahan unsur hara. Sedangkan kekurangannya adalah dosis pupuk yang salah akan mengakibatkan kerusakan pada daun atau tidak memberikan efek apapun, pupuk cepat menguap dan tercuci, serta pupuk bisa bersifat racun bila produk yang diaplikasikan pupuk langsung dikonsumsi
3.      Pupuk masuk melalui ectodesmata pada daun karena adanya dfusi dan osmosis
4.      Pemupukan yang baik akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

5.2 Saran
            Pemupukan lewat daun diharapkan lebih dikembangkan dan didekatkan kepada petani agar produksi dari tanaman yang diusahakan oleh petani mampu berproduksi ooptimal karena adanya asupan nutrisi yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA
Aali, Javad, Maryam Noori, Reza Sharifi Asl. 2013. Effects of foliar nitrogen and foliar feeding on vegetative growth, yield and quality of cucumber cultivars in autumnal sowing Superdaminu. Iran: Department on Jihad-e Keshavarzi Organization of Ilam, Agriculture and Crop Sciences 5 (6): 646-650.
EL-Metwally, A.E, F.E. Abdalla, A.M. El-Saady, S.A. Safina and Sara S. EI-Sawy. 2010.  Response of Wheat to Magnesium and Copper Foliar Feeding under Sandy Soil Condition. Egypt: Cairo University, American Science 6(12) 818 – 823.
Jumini, Hasinah HAR, dan Armis. 2012. Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Enviro Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Darussalam, Floratek 7: 133 – 140.
Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Pinus Lingga.
Nasaruddin dan Rosmawati. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Cair (Poc) Hasil Fermentasi Daun Gamal, Batang Pisang Dan Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. Makassar: Universitas Hasanuddin, Agrisistem 7(1): 29 – 37.
Nurmas, Andi dan Sitti Putri Fitriah. 2011. Pengaruh Jenis Pupuk Daun Dan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam Merah. Kendari: Universitas Haluoleo, AGROTEKNOS 1(2): 89 – 95.

Rosmarkan, Afandie dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

0 comments:

Post a Comment

Labels

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com