Monday, February 23, 2015

PENGARUH ZPT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SINGLE BUD SINGKONG (Manihot esculenta)

0 comments
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketela pohon merupakan bahan pangan yang mengandung karbohidrat dan menjadi pengganti nasi bagi beberapa daerah di indonesia sendiri. Ketela pohon atau lazim disebut sigkong memiliki nama lain ubi kayu atau kasape. Ketela pohon sebetulnya bukan merupakan tanaman indonesia melainkan berasal dari benua amerika yang kemudian menyebar luas ke afrika, india, tiongkok, madagaskar, brazil dan baru masuk dan berkembang di indonesia pada tahun 1852.
Produksi singkong di Indonesia pada tahun 2008 telah mencapai kurang lebih 20 juta ton per tahun. Namun permintaan akan singkong dari tahun ke tahun semakin meningkat menyusul adanya program untuk mengganti sumber karbohidrat utama yang awalnya padi menjadi bahan lain selain padi yang salah satunya adalah singkong. Pada tahun ini kenaikan produksi singkong mencapai 3% dari 20 juta pada tahun lalu menjadi 27 juta ton pada tahun 2012. Namun meskipun ada peningkatan tetap saja industri bahan pangan meminta pasokan singkong yang semakin meningkat sehingga produksi nasional tidak mencukupi dan mengharuskan impor dari luar.
Permintaan akan singkong yang peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan produksi singkong tiap tahunnya dikarenakan oleh banyak faktor yang salah satunya adalah kurang tersedianya bibit unggul yang mampu menaikkan produksi sehingga mampu mencukupi permintaan akan singkong. Petani di indonesia dalam mengembangkan singkong tidak begitu tersentuh oleh perkembangan teknologi sehingga teknik budidayanya masih sangat tradisional. Bibit yang digunakan dalam pertanaman singkong biasanya berasal dari batang singkong yang sudah dipanen. Batang bekas panen dipotong dan ditanam begitu saja sehingga produksinya tidak mengalami peningkatan bahkan mengalami penurunan. Meskipun mengalami peningkatan, peningkatan itu tidak begitu ignifikan sehingga tidak mempengaruhi produksinya.
Produksi singkong yang dipengaruhi oleh bahan tanam yang kurang unggul adalah salah satu masalah yang mendasar bagi pertanian singkong di indonesia. Pada sebagian banyak tempat, disana tidak terdapat suatu lembaga atau badan yang menjual bibit yang memiliki keunggulan atau yang ditandai dengan adanya jaminan mutu oleh lembaga jaminan mutu. Oleh karena itu maka banyak petani yang masih menggunakan cara tradisional dalam budidaya singkong. Maka dari itu diperlukan suatu teknologi dan inovasi yang menanggulangi masalah ketersediaan bibit singkong unggul.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Bibit Single Bud Singkong (Manihot esculenta) adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui metode pembibitan single bud
2.      Untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh Rootone-F terhadap pertumbuhan bibit singkong single bud
3.      Untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh yang efektif dalam pembibitan single bud singkong

RESPON TANAMAN TERHADAP PEMUPKAN LEWAT DAUN (FOLIAR FEEDING)

0 comments
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman meruapakan mahluk hidup yang berbeda dari mahluk hidup lainnya meskipun disebut mahluk hidup namun tanaman tidak bisa bergerak secara aktif. Pergerakan tanaman hanyalah gerak pasif yang dipengaruhi oleh cahaya maupun gravitasi. Keadaan ini membuat tanaman harus mampu beradaptasi dengan baik terhadap tempat dimana ia tumbuh agar tetap bisa bertahan hidup.
Adaptasi tanaman meliputi pada ketersediaan air dan hara dalam tanah yang bisa diserap oleh tanaman. Alat atau organ tanaman yang digunakan oleh tanaman untuk menyerap air dan hara adalah akar. Namun tidak selamanya akar bisa menyerap hara yang ada di tanah karena beberapa sebab seperti letak hara dalam tanah yang jauh dengan perakaran atau terikat oleh partikel – partikel lain sehingga tidak bisa ditarik oleh akar tanaman.
Unsur hara dalam tanah sendiri saat ini semakin berkurang karena pertanian yang dilakukan secara intensif sedangkan penyediaan unsur hara oleh tanah sendiri berlangsung lambat. Faktor lainnya adalah eksploitasi hara dari tanah tanpa adanya pengembalian yang pada akhirnya mengharuskan adanya penambahan unsur hara secara eksternal seperti melalui pemupukan pada tanah. Pupuk yang ditambahkan kedalam tanah bisa berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Kebanyakan petani lebih memilih menggunakan pupuk anorganik karena lebih mudah mendapatkannya tanpa harus membuat meskipun secara ekonomi lebih mahal.
Penambahan unsur hara kedalam tanah tidak semuanya merupakan hal yang tepat karena belum tentu pemberian pupuk tersebut mampu diserap oleh tanaman seluruhnya. Beberapa faktor yang membuat pemberian pupuk kedalam tanah menjadi tidak efektif adalah kebutuhan tanaman akan suatu hara tertentu mendesak atau butuh dalam waktu cepat sedangkan akar dalam penyerapa hara membutuhkan waktu yang agak lama. Faktor yang kedua adalah kondisi tanah tempat tanaman tumbuh tidak mampu untuk memegang hara dalam waktu lama karena struktur tanahnya beruapa tanah berpasir dimana tanah berpasir merupakan tanah yang memiliki porositas tinggi dan tidak terlalu bagus untuk memegang hara dan air sehingga pupuk yang diberikan kedalam tanah akan tercuci (leaching) ataupun menguap jika pupuk yang diberikan berupa pupuk nitrogen sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Oleh karena itu perlu suatu inovasi dimana pemupukan tidak hanya dilakukan melalui penambahan kedalam tanah. Pemupukan lain juga bisa dilakukan melalui daun tanaman atau dikenal dengan foliar application atau foliar feeding.

1.2 Tujuan
1.      Untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman akibat pemberian pupuk lewat daun
2.      Untuk mengetahui konsentrasi pemupukan lewat daun yang tepat (optimum) dengan dosis yang sama pada tanaman

Friday, February 20, 2015

Permasalahan Dunia Pertanian

0 comments
Kebutuhan pangan manusia sebagian besar berasal dari tanaman dan hal itu berlangsung sejak zaman dahulu. Perkembangan peradaban membuat cara manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan semakin berkembang pula sehingga ada berbagai macam sejarah yang muncul tenatang asal muasal dunia pertanian mulai dari yang bersifat tidak tetap hingga yang bersifat tetap.
Pertanian saat ini semakin menghadapi banyak permasalahan yang semakin lama semakin kompleks mulai dari permasalahan kurangnya bahan baku, menurunnya daya dukung alam hingga permasalahan penyempitan lahan pertanian. masalah ini tidak udah untuk dihadapi mengingat kebutuhan akan lahan bukan hanya dibutuhkan untuk memenuhi dunia pertanian saja namun, dibutuhkan untuk berbagai macam keperluan seperti pembangunan dan yang lainnya.
Melihat dari permasalahan di atas maka tuntutan dunia pertanian untuk bisa mencukupi kebutuhan pangan menjadi bertambah. Banyak ilmuwan saat ini menciptakan inovasi - inovasi untuk menghadapi permasalahan di atas. Sebagai generasi penerus bangsa maka sudah sepatutnya kita mampu memberikan kontribusi dalam hal ini terutama para pakar, ilmuwan, aktivis, dan akademis yang memiliki kemampuan dalam bidang pertanian sehingga negara Indonesia ang memiliki jumlah penduduk tertinggi nomer 5 dunia mampu menciptakan kedaulatan pangan.

Labels

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com